Rabu, 14 November 2012

Pengenalan Perintah Dasar SQL di MySQL

Pengenalan Perintah Dasar SQL di MySQL

Apa itu SQL?

SQL merupakan singkatan dari Structured Query Language. SQL atau juga sering disebut sebagai query merupakan suatu bahasa (language) yang digunakan untuk mengakses database. SQL dikenalkan pertama kali dalam IBM pada tahun 1970 dan sebuah standar ISO dan ANSII ditetapkan untuk SQL. Standar ini tidak tergantung pada mesin yang digunakan (IBM, Microsoft atau Oracle). Hampir semua software database mengenal atau mengerti SQL. Jadi, perintah SQL pada semua software database hampir sama.
Terdapat 3 (dua) jenis perintah SQL, yaitu DDL, DML dan DCL.

1. DDL atau Data Definition Language
DDL merupakan perintah SQL yang berhubungan dengan pendefinisian suatu struktur database, dalam hal ini database dan table. Beberapa perintah dasar yang termasuk DDL ini antara lain :
  • CREATE
  • ALTER
  • RENAME
  • DROP
2. DML atau Data Manipulation Language
DML merupakan perintah SQL yang berhubungan dengan manipulasi atau pengolahan data atau record dalam table. Perintah SQL yang termasuk dalam DML antara lain :
  • SELECT
  • INSERT
  • UPDATE
  • DELETE
3. DCL atau Data Control Language
DCL (bukan BCL) merupakan perintah SQL yang berhubungan dengan pengaturan hak akses user MySQL, baik terhadap server, database, tabel maupun field. Perintah SQL yang termasuk dalam DCL antara lain :
  • GRANT
  • REVOKE

pengertian SQL

Pengertian SQL dari yaitu SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya.Mengetahui perintah perintah dasar sql merupakan modal awal untuk pengembangan database

1. Create Database
Pertama yang kita lakukan untuk belajar tentang SQL server yaitu membentuk pertama kali database yang akan kita gunakan untuk tempat belajar.
Perintah untuk membuat database
CREATE DATABASE TOKO
perintah diatas akan membuat database pada tempat default sql server (C:\Program Files\Microsoft SQL Server\MSSQL\Data). Untuk membentuk database dengan menentukan letak database gunakan perintah
CREATE DATABASE TOKO
ON
(
NAME = toko_dat,
FILENAME = ‘c:\Latihan SQL\Toko_Latihan.mdf’,
SIZE = 4,
MAXSIZE = 10,
FILEGROWH = 1
)
2. Create Table
Perintah SQL Server untuk membuat tabel baru digunakan
CREATE TABLE Barang
(
idbarang varchar(4) primary key ,
namabarang varchar(30),
harga money,
tanggal datetime default getdate()
)
Untuk penulisan nama table dan kolom harus diawali dengan text dan dapat diikuti dengan bilangan. Terdapat banyak pilihan Tipe data yang digunakan dalam sql server lengkapnya silahkan baca di
Dibawah ini adalah contoh untuk membuat tabel Barang
CREATE TABLE Barang
(
idbarang varchar(4) primary key ,
namabarang varchar(30),
harga money,
tanggal datetime default getdate()
)
Perintah diatas bisa dijalankan dengan sukses tapi terdapat kekurangan yaitu Bagaimana jika tabel yang kita mau buat sudah ada dalam database.Perintah sql server untuk mengabaikan jika tabel sudah ada dan membuat tabel jika tabel belum ada gunakan perintah
If Exists( SELECT Table_Name FROM Information_Schema.Tables
WHERE Table_Name = ‘Barang’ )
DROP TABLE Barang
go
Use TOKO
CREATE TABLE Barang
(
idbarang varchar(4) primary key ,
namabarang varchar(30),
harga money,
tanggal datetime default getdate()
)
Setelah membuat database dan tabel pada sql server, sekarang kita akan isi data yaitu dengan perintah
Setelah membuat database dan tabel pada sql server, sekarang kita akan isi data yaitu dengan perintah
3. Insert Table
Database Sudah terbentuk dengan 1 tabel, sekarang perintah SQL untuk isi tabel Barang
Rumus Umum Insert
Insert into[Nama_Tabel]( [Kolom1],[Kolom2],..[kolom?] )
values(isikolom1,isikolom2,..isikolom?)
Pada tabel barang terdapat nama nama field idbarang,namabarang,harga,tanggal tetapi field tanggal bernilai default getdate() yang artinya field tanggal jika diisi akan akan nilainya sesuai dengan nilai yang diberikan dan jika tidak diisi akan bernilai tanggal pada saat pengisian data.
contoh pemakaian dalam tabel Barang dengan rumus
insert into Barang(idbarang,namabarang,harga)
values(‘isi Kode Barang’,'isi Nama Barang’,'isi Harga Barang’)
jika ditambahkan field tanggal akan menjadi
insert into Barang(idbarang,namabarang,harga)
values(‘isi Kode Barang’,'isi Nama Barang’,'isi Harga Barang’)
contoh pemakaian dalam tabel Barang dengan data
insert into Barang(idbarang,namabarang,harga) values(’B001′,’Barang 1′,3500)
insert into Barang(idbarang,namabarang,harga) values(’B002′,’Barang 2′,1000)
insert into Barang(idbarang,namabarang,harga) values(’B003′,’Barang 3′,5000)
insert into Barang(idbarang,namabarang,harga) values(’B004′,’Barang 4′,7050)
4. Perintah Select
Perintah Select merupakan perintah untuk menampilkan data baik secara keseluruhan maupun dengan kondisi tertentu
menampilkan data barang secara keseluruhan gunakan perintah
Select * from Barang
Tanda * merupakan Semua Field yang ingin ditampilkan
Hasil Select * from Barang
idbarang namabarang harga tanggal
—— ————- ———– —— ——————–
B001 Barang 1 3500.0000 2007-10-14 17:17:55.153
B002 Barang 2 1000.0000 2007-10-14 17:17:55.170
B003 Barang 3 5000.0000 2007-10-14 17:17:55.170
B004 Barang 4 7050.0000 2007-10-14 17:17:55.170
B005 Barang 5 9800.0000 2007-10-14 17:17:55.170
Untuk menampilkan Field tertentu misalnya idbarang, namabarang gunakan perintah
select idbarang, namabarang from barang
Hasilnya
idbarang namabarang
——– —————
B001 Barang 1
B002 Barang 2
B003 Barang 3
B004 Barang 4
B005 Barang 5
3. Perintah Where
Setelah menggunakan perintah Select untuk menampilkan data secara keseluruhan dan untuk menampilkan data dengan kondisi tertentu digunakan perintah Select dan ditambahkan perintah where diikuti dengan kondisi yang ingin ditampilkan.
Mengetahui nama barang dengan idbarang B001 gunakan perintah
select namabarang from Barang where idbarang=’B001′
Hasilnya
namabarang
——————————
Barang 1
Menampilkan barang dengan harga 5000
select barang from Barang where harga=5000
Hasilnya
namabarang
——————————
Barang 3
Menampilkan Harga Barang dengan harga lebih besar 3000 dan lebih kecil dari 7000
select idbarang,namabarang,harga from Barang where harga>3000 and harga<7000 br="br"> Hasilnya
idbarang namabarang harga
——– —————————— ———————
B001 Barang 1 3500.0000
B003 Barang 3 5000.0000
4. Function SQL
SQL Server terdapat function diantaranya Function SUM,AVG,Max,Min,Count
Contoh Pemakaian
select sum(harga) as sumharga from barang

Selasa, 13 November 2012

Konsep Dasar Database

KONSEP DASAR DATABASE Sebelum memulai mendesain dan membangun database dengan menggunakan program aplikasi database Ms. Access, terlebih dahulu kita harus lebih mengenal lagi apa yang dimaksud dengan database. 
Pengertian Database: 

1. Database merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada suatu subjek tertentu pada tujuan tertentu pula. 
2. Database adalah susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan, yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu dalam komputer sehingga mampu memenuhi informasi yang optimal yang dibutuhkan oleh para pengguna 

Banyak sekali kegiatan manusia yang menggunakan komputer sebagai sarana pengolahan data, sehingga diperlukan suatu perangkat lunak database. Jika dikaji lebih mendasar tentang batasan suatu database, maka dapat disebutkan bahwa segala bentuk koleksi data adalah suatu database. Mulai dari kelompok data pegawai, sampai dengan kelompok file, merupakan database. 

Definisi dasar struktur database :

Data : sekumpulan fakta mengenai objek tertentu, orang dan lain-lain yang dinyatakan dengan angka, huruf, gambar, film, suara dan sebagainya yang relevan dan belum mempunyai arti.

Informasi : hasil pengolahan data yang konkrit dan sudah mempunyai arti untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 

Tabel : merupakan hal yang paling mendasar dalam hal penyimpanan data yang terdiri dari field dan record.

Field (kolom) : merupakan elemen dari tabel yang berisikan informasi tertentu yang spesifik tentang subjudul tabel pada sebuah item data. 
Syarat-syarat pembentukan Field Name pada tabel :
a. Harus Unik atau Spesifik 
b. Boleh disingkat 
c. Pemisah sebagai pengganti spasi dalam pembentuk field adalah tanda lambang "_" 

Contoh : 

Kode Barang menjadi KdBarang, KodeBrg, Kd_Brg, Kd_Barang, Kode_Brg Tanggal Lahir menjadi TglLahir, Tgl_Lahir, Tgl_Lhr 

Record (baris) : merupakan sekumpulan data yang saling berkaitan tentang sebuah subjek tertentu, misalnya data seorang siswa akan disimpan dalam record yang terdiri dari beberapa kolom/field.

KONSEP DASAR DATABASE Sebelum memulai mendesain dan membangun database dengan menggunakan program aplikasi database Ms. Access, terlebih dahulu kita harus lebih mengenal lagi apa yang dimaksud dengan database. Pengertian Database: 1. Database merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada suatu subjek tertentu pada tujuan tertentu pula. 2. Database adalah susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan, yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu dalam komputer sehingga mampu memenuhi informasi yang optimal yang dibutuhkan oleh para pengguna Banyak sekali kegiatan manusia yang menggunakan komputer sebagai sarana pengolahan data, sehingga diperlukan suatu perangkat lunak database. Jika dikaji lebih mendasar tentang batasan suatu database, maka dapat disebutkan bahwa segala bentuk koleksi data adalah suatu database. Mulai dari kelompok data pegawai, sampai dengan kelompok file, merupakan database. Definisi dasar struktur database : Data : sekumpulan fakta mengenai objek tertentu, orang dan lain-lain yang dinyatakan dengan angka, huruf, gambar, film, suara dan sebagainya yang relevan dan belum mempunyai arti. Informasi : hasil pengolahan data yang konkrit dan sudah mempunyai arti untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tabel : merupakan hal yang paling mendasar dalam hal penyimpanan data yang terdiri dari field dan record. Field (kolom) : merupakan elemen dari tabel yang berisikan informasi tertentu yang spesifik tentang subjudul tabel pada sebuah item data. Syarat-syarat pembentukan Field Name pada tabel : a. Harus Unik atau Spesifik b. Boleh disingkat c. Pemisah sebagai pengganti spasi dalam pembentuk field adalah tanda lambang "_" Contoh : Kode Barang menjadi KdBarang, KodeBrg, Kd_Brg, Kd_Barang, Kode_Brg Tanggal Lahir menjadi TglLahir, Tgl_Lahir, Tgl_Lhr Record (baris) : merupakan sekumpulan data yang saling berkaitan tentang sebuah subjek tertentu, misalnya data seorang siswa akan disimpan dalam record yang terdiri dari beberapa kolom/field

Original from: http://www.ombar.net/2009/09/konsep-dasar-database-pengertian.html
Visit Us

Rancangan Database

Perancangan Database

Deskripsi Singkat :

Basis data merupakan komponen dasar dari sebuah sistem informasi dan pengembangan serta penggunaannya sebaiknya dipandang dari perspektif kebutuhan-kebutuhan organisasi yang besar. Oleh karena itu siklus hidup sebuah sistem informasi organisasi berhubungan dengan siklus hidup sistem basis data yang mendukungnya. Oleh karena itu perancangan basis data sangat penting untuk mendukung obyektifitas dan operasi-operasi perusahaan. Pada materi ini akan dibahas mengenai proses perancangan basis data beserta fase-fasenya yang merupakan bagian dari siklus hidup basis data sebagai micro lifecycle

Bahan Bacaan :
1. Connoly, Thomas; Begg, Carolyn; Strachan, Anne; Database Systems : A Practical Approach to Design, Implementation and Management, 3rd edition, Addison Wesley, 2001.

2. Elmasri, Ramez; Navathe, Shamkant B.; Fundamentals of Database Systems, The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., California, 2001 
Siklus Basis Data
Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem basis data merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi basis data berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi. Berikut ini akan digambarkan langkah-langkah yang terdapat di dalam siklus hidup aplikasi basis data

Hal yang penting adalah mengetahui bahwa langkah-langkah siklus hidup aplikasi basis data dapat tidak berurutan, tetapi melibatkan beberapa langkah pengulangan yang biasanya disebut sebagai feedback loop. Sebagai contoh : masalah-masalah yang ditemui selama perancangan basis data mungkin harus mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan tambahan. Seperti yang digambarkan terdapat feedback loop diantara langkah-langkah yang sering terjadi

Perancangan Basis data
Pada basis data yang digunakan oleh single user atau hanya beberapa pemakai saja, perancangan basis data tidak sulit. Tetapi jika ukuran basis data yang sedang atau besar (25 - ratusan pemakai yang berisikan jutaan bytes informasi dan melibatkan ratusan query dan program-program aplikasi, contoh : industri-industri, asuransi, hotel, travel, dll yang seluruhnya tergantung pada kesuksesan dari operasi-operasi basis datanya), perancangan basis data menjadi sangat kompleks. Oleh karena itu para pemakai mengharapkan penggunaan basis data yang sedemikian rupa sehingga sistem harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan seluruh pemakai tsb.

Tujuan perancangan basis data : • untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan pemakai secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.

• memudahkan pengertian struktur informasi

• mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan storage space)

Aplikasi basis data dalam lifecycle Siklus kehidupan sistem informasi sering disebut macro life cycle, dimana siklus kehidupan basis data merupakan micro life cycle.

Aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan basis data sebagai micro life cycle dan termasuk fase-fasenya sbb :
1. Database planning
    Di aktifitas ini akan disusun bagaimana langkah-langkah siklus hidup dapat direalisasikan secara lebih efisien dan efektif.

2. System definition
    Definisi ruang lingkup basis data (misal : para pemakai, aplikasi-aplikasinya, dsb.)

3. Design
    Pada bagian dari fase ini, perancangan sistem basis data secara konseptual, logikal dan fisik dilaksanakan

4. Implementation
    Pemrosesan dari penulisan definisi basis data secara konseptual, eksternal, dan internal, pembuatan file-file basis data yang kosong, dan implementasi aplikasi-aplikasi software.

5. Loading atau Data Conversion
    Basis data ditempatkan baik secara memanggil data secara langsung ataupun merubah file-file yang ada ke dalam format sistem basis data dan memangggilnya kembali.

6. Application Conversion
    Beberapa aplikasi software dari suatu sistem sebelumnya dikonversikan ke suatu sistem yang baru.

7. Testing dan Validation
    Sistem yang baru ditest dan diuji kebenarannya.

8. Operation
    Operasi-operasi pada sistem basis data dan aplikasi-aplikasinya.

9. Monitoring dan Maintenance
    Selama fase operasi, sistem secara konstan memonitor dan memelihara basis data. Pertambahan dan pengembangan data dan aplikasi-aplikasi software dapat terjadi. Modifikasi dan pengaturan kembali basis data mungkin diperlukan dari waktu ke waktu.

Langkah ke-3 disebut juga perancangan basis data. Langkah 3, 4, dan 5 merupakan bagian dari fase design dan implementation pada siklus kehidupan sistem informasi yang besar. Pada umumnya basis data pada organisasi menjalani seluruh aktifitas-aktifitas siklus kehidupan di atas. Langkah 5 dan 6 tidak berlaku jika basis data dan aplikasi-aplikasinya baru.
Proses Perancangan Basis data

6 Fase proses perancangan basis data : 1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan basis data secara konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan basis data secara logika (data model mapping)
5. Perancangan basis data secara fisik
6. Implementasi Sistem basis data.

Secara khusus proses perancangan berisikan 2 aktifitas paralel. Aktifitas yang pertama melibatkan perancangan dari isi data dan struktur basis data, sedangkan aktifitas kedua mengenai perancangan pemrosesan basis data dan aplikasi-aplikasi perangkat lunak.

Dua aktifitas ini saling menjalin, misalnya : kita dapat mengidentifikasikan data item yang akan disimpan dalam basis data dengan menganalisa aplikasi-aplikasi basis data. Dua aktifitas ini juga saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya : fase perancangan basis data secara fisik, pada saat kita memilih struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses dari file-file basis data yang tergantung pada aplikasi-aplikasi yang akan menggunakan file-file tsb.

Di lain pihak, kita biasanya menentukan perancangan aplikasi-aplikasi basis data dengan mengarah kepada konstruksi skema basis data yang telah ditentukan selama aktifitas yang pertama.

6 fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal, rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.

Fase 1 merupakan kumpulan informasi yang berhubungan dengan penggunaan basis data. Fase 6 merupakan implementasi basis datanya. Fase 1 dan 6 kadang-kadang bukan merupakan bagian dari perancangan basis data, tetapi merupakan bagian dari siklus kehidupan sistem informasi secara umum. Inti dari proses perancangan basis data adalah fase 2, 4, 5

Fase 1 : Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem basis data, pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem basis data, termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.

Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :
1. Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya
      Menentukan aplikasi utama dan kelompok user yang akan menggunakan basis data. Individu utama pada tiap-tiap kelompok pemakai dan bidang aplikasi yang telah dipilih merupakan peserta utama pada langkah-langkah berikutnya dari pengumpulan dan spesifikasi data.

2. Peninjauan dokumentasi yang ada
      Dokumen yang ada yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi dipelajari dan dianalisa. Dokumen-dokumen lainnya (seperti : kebijaksanaan-kebijaksanaan, form, report, dan bagan organisasi) diuji dan ditinjau kembali untuk menguji apakah dokumen-dokumen tsb berpengaruh terhadap kumpulan data dan proses spesifikasi.

3. Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data
      Informasi yang sekarang dan yang akan datang dipelajari. Termasuk juga analisa jenis-jenis transaksi dan frekuensi-frekuensi transaksinya dan juga arus informasi dalam sistem. Input-output data untuk transaksi-transaksi tsb diperinci.

4. Daftar pertanyaan dan wawancara
      Tuliskan tanggapan-tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dikumpulkan dari para pemakai basis data yang berpotensi. Ketua kelompok (individu utama) dapat diwawancarai sehingga input yang banyak dapat diterima dari mereka dengan memperhatikan informasi yang berharga dan mengadakan prioritas.

Fase 2 : Perancangan basis data secara konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk basis data yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi basis data yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.

Fase perancangan basis data secara konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
1. Perancangan skema konseptual :
      menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu basis data yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database schema pada DBMS-independent model data tingkat tinggi seperti EER (enhanced entity relationship) model.

Skema ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan pemakai dan secara langsung membuat skema basis data atau dengan merancang skema-skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap pemakai dan kemudian menggabungkan skema-skema tsb. Model data yang digunakan pada perancangan skema konseptual adalah DBMS-independent, dan langkah selanjutnya adalah memilih sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan tsb.

2. Perancangan transaksi :
      menguji aplikasi-aplikasi basis data dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini. Kegunaan fase ini yang diproses secara paralel bersama fase perancangan skema konseptual adalah untuk merancang karakteristik dari transaksi-transaksi basis data yang telah diketahui pada suatu DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi basis data suatu saat dimana basis data tsb dilaksanakan.

Fase 3 : Pemilihan DBMS
Pemilihan basis data di tentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi, dan politik organisasi.
Contoh faktor teknik :
keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.

Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS :
1. Struktur data
      Jika data yang disimpan dalam basis data mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.

2. Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
      Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.

3. Tersedianya layanan penjual
      Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem.

Fase 4 : Perancangan basis data secara logika (pemetaan model data)
Fase selanjutnya dari perancangan basis data adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.

Pemetaannya dapat diproses dalam 2 tingkat :
1. Pemetaan system-independent :
      pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tsb.

2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
      mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.

Hasil dari fase ini memakai perintah-perintah DDL dalam bahasa DBMS yang dipilih yang menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari sistem basis data. Tetapi dalam beberapa hal, perintah-perintah DDL memasukkan parameter-parameter rancangan fisik sehingga DDL yang lengkap harus menunggu sampai fase perancangan basis data secara fisik telah lengkap.

Fase ini dapat dimulai setelah pemilihan sebuah implementasi model data sambil menunggu DBMS yang spesifik yang akan dipilih. Contoh : jika memutuskan untuk menggunakan beberapa relational DBMS tetapi belum memutuskan suatu relasi yang utama. Rancangan dari skema eksternal untuk aplikasi-aplikasi yang spesifik seringkali sudah selesai selama proses ini.

Fase 5 : Perancangan basis data secara fisik
Perancangan basis data secara fisik merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file basis data untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.

Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk basis data yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS).

Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan basis data secara fisik :
1. Response time :
      waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi basis data yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses basis data untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.

2. Space utility :
      jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file basis data dan struktur-struktur jalur akses.

3. Transaction throughput :
      rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem basis data, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file basis data.

Fase 6 : Implementasi sistem basis data
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan sistem basis data. Perintah-perintah dalam DDL (data definition language) dan SDL (storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema basis data dan file-file basis data (yang kosong). Sekarang basis data tersebut dimuat (disatukan) dengan datanya.

Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke basis data yang baru. Transaksi-transaksi basis data sekarang harus dilaksanakan oleh para programmmer aplikasi.

Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksi-transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam basis data, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian fase operasional dari sistem basis data dimulai.

Langkah-Langkah Perancangan Database

Langkah Rancangan Database

Adapun langkah-langkah perancangan database yaitu sebagai berikut :

  • Menyiapkan Rancangan database yang terinci 

Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat yang dijelaskan dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih terincir. Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktur, dimana rancangan bergerak dari tingkat sistem ketingkat subsistem. Sistem digambarkan dengan segi empat vertikal yang berujung bulat. Tiga dari sistem ini bergubungan dengan elemen pelanggan dalam lingkungan yang digambarkan dengan segi empat horizontal. Setiap subsitem dapat didokumentasikan pada tingkat sistem yang lebih rendah lagi. 

  • Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi Sistem 

Sekarang analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model). Peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik gai sistem untuk menyelesaikan pemrosesan. Indentifikasi merupakan suatu proses yang berurutan, dimulai dengan indentifikasi berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas. 

  • Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis, bekerja sama dengan manager, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan kendala yang ada.

  • Memilih Konfigurasi yang Terbaik 

Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tungal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi kepada manajemen untuk disetujui, saat manajer menyetuji konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh komite pengarah. Hasil dari proses rancangan ini adalah konfigurasi peralatan yang terbaik bagi sistem dalam mencapai tunjuannya dengan kendala yang ada. Spesifikasi sistem ini akan ditentukan secara top-down saat subsistem dilakukan dalam tahap penerapan. 

  • Menyiapkan Usulan Penerapan 

Analis menyiapkan usulan penerapan yang mengikthisarkan tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharap dan biayanya. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem Keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha ini akan sangat berpengaruh terhadap jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan disetujui.

Model Database

Menurut Jogiyanto, basis data adalah kumpulan dari data yang sedang berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak memanipulasinya.

Jadi secara konsep basis data atau database adalah kumpulan dari data-data yang membentuk suatu berkas (file) yang saling berhubungan (relation) dengan tata cara yang tertentu untuk membentuk data baru atau informasi. Beberapa model data base : 

a. Model Hierarkis   
     Sering dikenal dengan binary tree (pohon biner) atau binary relationship. merupakan jenis struktur tree yang terbaik dimana data akar (root) mempunyai beberapa cabang. Pada setiap cabang satu objek atau lebih dapat dihubungkan dengan objek yang lebih tinggi dan satu objek dapat dihubungkan dengan objek yang lebih rendah. 

b. Model Jaringan 
     Model jaringan ini mirip dengan hierarki modelnya, yang data dan hubungan antara data direpresentasikan dengan record dan link. Perbedaan terletak pada susunana record dan linknya yaitu network model menyusun record – record dalam bentuk graph

c. Model Relasional  
     Model relasional adalah model yang paling banyak digunakan dari ketiga struktur database ini. Di dalam model relasional, semua elemen data dalam database dipandang, disimpan dalam bentuk table-tabel sederhana.